KRATON 2013
Wajar jika diselenggarakan dengan semarak dan penuh keagungan. Masyarakat luas pun menyambut penuh rasa bahagia. Betapa serasi pasangan GKR Hayu - KPH Notonegoro ini. Bukan hanya karena elok paras. Tetapi juga kisah cinta yang romantik dan teruji — bukti pasangan penuh cinta. Hal ini menunjukkan mereka memiliki modal utama untuk mengarungi bahtera rumah tangga: yakni cinta kasih. Ini sangat penting. Sebab sebagai puteri Sultan, GKR Hayu sudah memiliki semua yang diimpikan manusia: bobot, bibit, bebet. GKR Hayu tinggal ‘kurang’ cinta sejati dari sesigaring nyawa. Kini cinta itu hadir dan dibingkai pernikahan. Alangkah indah dan sempurna bekal hidup GKR Hayu - KPH Notonegoro. Akan tetapi, sekaligus berat tantangan yang harus dihadapi. Menyandang takdir sebagai puteri Raja Yogyakarta, pasangan baru ini dituntut menjadi teladan bagi khalayak. Keluarga generasi masakini yang berkualitas. Menjadi model relasi pasangan suami-istri yang menjunjung kesetaraan dan keadilan gender. Siap menjadi orangtua bagi anak-anaknya (kelak) yang tetap Jawa dan Indonesia -- meski di masa depan hidup di era global. Madu manispahargyan ageng, kita harapkan abadi sepanjang hayat pasangan baru ini. Berkah pahargyan ageng, tidak hanya berhenti pada saat kirab yang menghadirkan rezeki bagi kawula alit. Tidak hilang seiring kepulangan para tamu yang bertaburan bintang dan para VVIP. Tidak musnah dengan surutnya pemberitaan media massa yang gegap gempita. Bulan madu tidak berhenti sebulan, akan tetapi menjadi ‘hidup madu’ sepanjang hayat. GKR Hayu - KPH Notonegoro diharapkan masyarakat mampu menjadi teladan dalam mengarungi bahtera rumah tangga di tengah tingginya angka perceraian, maupun persoalan lain seperti Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Bagaimana menghadirkan kebahagiaan keluar ga muda yang penuh perencanaan, termasuk Keluarga Berencana. Mendidik anak dengan ‘rasa’ lokal namun mampu menjawab tantangan global. Karena keluarga Raja-lah yang memiliki tanggung jawab moral utama atas kelangsungan budaya Yogyakarta. Semuda GKR Hayu- KPH Notonegoro inilah yang harus peka pada seruan rakyat Yogyakarta: Yogya Ora Didol. Berkah pahargyan ageng yang sesungguhnya adalah ketika masyarakat Yogyakarta selalu merasakan kebersamaan dengan GKR Hayu -KPH Notonegoro dalam aktivitas yang membumi. Tak ada salah kita menengok kiprah para puteri/putera Raja Inggris yang selalu menja di ikon dalam kehidupan sosial dan budaya. Di zaman teknologi informasi dan komunikasi canggih ini, seharusnya tak ada kendala untuk melakukan hal itu. Meskipun GKR Hayu kelak mendampingi sang suami tugas di New York
Untuk informasi dan Reservasi hubungi :
OPUS LIKUMAHUWA
OPUS LIKUMAHUWA
Phone 081390206456
pin bb 32e54e4b
roadroda@gmail.com
YM :opusblackbird
YM :opusblackbird
Posting Komentar